A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined offset: 1

Filename: models/Counter_model.php

Line Number: 138

Backtrace:

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 138
Function: _error_handler

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 55
Function: _userAgent

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 17
Function: browser_user

File: /home/litbang/public_html/application/core/MY_App.php
Line: 15
Function: simpanPengunjung

File: /home/litbang/public_html/application/modules/endfront/controllers/Berita__.php
Line: 7
Function: __construct

File: /home/litbang/public_html/index.php
Line: 326
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined offset: 1

Filename: models/Counter_model.php

Line Number: 138

Backtrace:

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 138
Function: _error_handler

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 160
Function: _userAgent

File: /home/litbang/public_html/application/models/Counter_model.php
Line: 18
Function: os_user

File: /home/litbang/public_html/application/core/MY_App.php
Line: 15
Function: simpanPengunjung

File: /home/litbang/public_html/application/modules/endfront/controllers/Berita__.php
Line: 7
Function: __construct

File: /home/litbang/public_html/index.php
Line: 326
Function: require_once

RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

Cegah Diabetes Melitus Gestasional dan Mulai Hidup Sehat

Tue, 11 2017 dilihat: 517 kali

Diabetes Melitus Gestasional merupakan suatu gangguan toleransi glukosa atau karbohidrat  yang terjadi  pada saat kehamilan (WHO 2011).  Keadaan ini merupakan kondisi diabetes yang dialami sementara selama masa kehamilan kondisi ini biasa terjadi pada minggu ke 24 sampai minggu ke 28 masa kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal dalam 6 minggu setelah melahirkan.

Menurut American Diabetes Association (ADA, 2000), diabetes melitus gestasional terjadi pada 7% kehamilan di setiap tahunnya, sedangkan prevalensi diabetes gestasional pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus sebesar 5,1%.

Di Indonesia insiden diabetes melitus gestasional sekitar 1,9-3,6%. Dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami diabetes melitus gestasional pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes melitus atau gangguan toleransi glukosa.

Tahun 2016 kunjungan RS pasien dengan diagnosa penyakit diabetes melitus di RSUD Muntilan sebanyak 3..426 orang (3,56%) dari 95.989 kunjungan rawat jalan, sedangkan pasien rawat inap sebanyak 295 pasien (2,42%) dari 12.186 pasien rawat inap. Dari 295 pasien rawat inap tersebut ditemukan 8 orang pasien di diagnosa diabetes melitus gestasional. Untuk tahun 2017 sampai dengan tri bulan III, dari sekitar 26.407 kunjungan pasien, sejumlah 877 orang datang untuk menjalani rawat jalan penyakit diabetes melitus. Pada rawat inap untuk pasien dengan diagnosa penyakit diabetes melitus sebanyak 178 orang dari jumlah tersebut 8 pasien dicurigai dengan diagnosa diabetes melitus gestasional. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut.

 

                                                                                                                                                

Tabel 1
Jumlah Kunjungan Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

Tahun 2016 dan Tahun 2017 Triwulan I, II, III

Asal Pasien

Jumlah Pasien Diabetes

2016

2017

TB I

TB II

TB III

Total

Rawat Jalan

3426

256

433

188

877

Rawat Inap

295

42

62

74

178

                                                                    Sumber : Rekam Medik RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

Tabel 2
Jumlah Pasien Dicurigai Diabetes Melitus Gestasional

Di RSUD Muntilan Tahun 2016 dan Tahun 2017 (Triwulan I s/d III)

No

Tahun

Jumlah

1.

2016

8

2.

2017

 

 

-Triwulan I

2

 

-Triwulan II

4

 

-Triwulan III

2

Sumber : Rekam Medik RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

 

Dari tabel diatas diketahui bahwa pasien dengan diagnosa diabetes melitus gestasional selalu ada di tiap tahunnya dan dimungkinkan mengalami peningkatan.

 

Diabetes Melitus Gestasional dapat mengancam keadaan ibu karena menyebabkan beberapa komplikasi saat kehamilan, melahirkan, dan setelah melahirkan, sedangkan pada bayi dapat menyebabkan kematian. Pemantauan Diabetes Melitus Ibu Hamil belum dilakukan pada pemeriksaan antenatal. Saat pemeriksaan antenatal pada ibu hamil hanya fokus pada penyakit hipertensi dan anemia. Upaya peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus Gestasional belum dan  pemeriksaan dini (skrining) untuk menegakkan diagnosa DM Gestasional pada ibu hamil belum dilakukan secara menyeluruh.

Rata-rata ibu hamil atau ibu yang sedang merencanakan program kehamilan tidak mengetahui tentang Diabetes Mellitus Gestasional. Padahal Diabetes melitus gestasional berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin. Dampak yang dapat terjadi akibat ibu hamil yang menderita Diabetes Mellitus Gestasional adalah :

1.   Dampak pada Ibu Hamil

·      meningkatkan risiko kehamilan dan cenderung mengalami keguguran, bayi lahir prematur, dan mengalami preeklamsia.

·      Peluang melahirkan dengan cara operasi Caesar lebih besar karena ukuran bayi lebih besar dari ukuran normal.

·      Meningkatkan risiko diabetes gestasional pada kehamilan berikutnya.

·      Meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes militus tipe 2 setelah melahirkan.

2.   Dampak pada Janin

·      Bayi lahir dengan ukuran/berat yang sangat besar.(makrosomia)

Ibu yang mengalami diabetes gestasional biasanya mempunyai janin dengan ukuran yang lebih besar. Bayi dalam kandungan menyimpan kelebihan gula yang diterima dari aliran darah ibu sebagai lemak, sehingga bayi dalam kandungan tumbuh lebih besar. Bayi dengan ukuran sangat besar berisiko mengalami cedera saat lahir terutama cidera pada bahu sehingga perlu dilakukan, operasi caesar.

·      Kadar gula darah rendah (hipoglikemia) saat lahir.

Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya mengalami hipoglikemia sesaat setelah lahir karena tingginya kadar insulin yang diproduksi oleh tubuh bayi sendiri. Hipoglikemia yang sangat berat dapat menyebabkan bayi kejang

·      Kelahiran prematur.

Kadar gula darah yang tinggi pada ibu hamil meningkatkan risiko kelahiran prematur. Dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan sebelum waktunya karena ukuran bayi yang besar. Jika terus dipertahankan, maka ukuran bayi bisa lebih besar lagi dan bisa menyebabkan komplikasi yang lebih tinggi

·      Masalah pernapasan sementara.

Bayi yang dilahirkan secara prematur mungkin memiliki masalah pernapasan sementara. Bayi mungkin membutuhkan bantuan pernapasan sampai paru-paru bayi sudah cukup matang dan lebih kuat. Walaupun bayi tidak dilahirkan lebih awal, bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional lebih berisiko untuk mengalami masalah pernapasan sementara setelah lahir.

·      Penyakit kuning.

Bayi dari ibu dengan diabetes gestasional juga lebih mungkin mengalami penyakit kuning setelah lahir. Bayi dengan penyakit kuning harus dirawat dengan perlakuan khusus setelah lahir, biasanya bayi ditempatkan di bawah lampu khusus namun demikian penyakit kuning tidak hanya dialami oleh bayi dari ibu dengan diabetes gestasional, tetapi umum dialami juga oleh semua bayi baru lahir

 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, sehingga seorang ibu hamil atau ibu yang sedang merencanakan program kehamilan tidak mengetahui tentang Diabetes Mellitus Gestasional,  diantaranya adalah :

1.    Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2.    Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.    Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

4.    Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5.    Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6.    Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudaaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

7.    Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

 

Berikut beberapa faktor risiko ibu hamil bisa mengalami Diabetes Melitus Gestasional yaitu :

1.    ibu hamil di atas usia 30 tahun,

2.    perempuan dengan obesitas (Indeks Massa Tubuh>30),

3.    perempuan dengan riwayat diabetes melitus pada orang tua atau riwayat diabetes melitus gestasional pada kehamilan sebelumnya,

4.     melahirkan bayi dengan berat lahir >4000 gram dan

5.    adanya glukosuria.

 

Ibu yang berencana hamil pada usia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat diabetes, sebaiknya mengenali gejala-gejala diabetes berikut ini, yaitu:

1.    Nafsu makan meningkat dan sering lapar

2.    Sering merasa haus yang berlebihan

 

3.    Sering buang air kecil

4.    Berat badan turun drastis

5.    Penglihatan kabur

6.    Mudah lelah dan sering mengantuk

7.    Mual


Bila selama hamil gejala tersebut sudah dirasakan, sebaiknya segeralah konsultasi ke dokter sehingga dapat mengetahui dan mengontrol kadar gula darah selama hamil.

 

Berikut hal-hal yang sebaiknya dilakukan apabila terkena diabetes melitus gestasional saat hamil :

1.   Terapkan pola makan sehat.

Pola makan sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah normal dalam tubuh dengan cara membatasi asupan makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat atau gula tinggi, seperti kue manis dan minuman bersoda serta membatasi konsumsi makanan berlemak, seperti makanan yang digoreng.

2.   Lakukan olah raga secara teratur

Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan menjaga berat badan. Setidaknya lakukan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari, bisa dengan berjalan kaki, bersepeda santai, berenang, dan olahraga lainnya yang tidak membahayakan janin.

3.   Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Tepati jadwal periksa dokter kandungan, sehingga dokter bisa memantau perkembangan bayi dalam kandungan dan kondisi kesehatan ibu hamil. Jangan lupa untuk mengonsumsi obat sesuai resep dokter. Hal ini untuk membantu menjaga kadar gula darah.

4.   Lakukan tes gula darah sendiri.

Untuk memantau kadar gula darah setiap hari perlu dilakukan tes gula darah sendiri di rumah. Dokter mungkin akan meminta untuk melakukan tes gula darah beberapa kali dalam sehari di waktu-waktu tertentu. Konsultasikan dengan dokter apa yang harus dilakukan jika mendapatkan hasil kadar gula darah yang perubahannya mencolok (terlalu tinggi atau terlalu rendah).

 

Kita dapat berperan melawan Diabetes Melitus pada umumnya dan khususnya diabetes melitus gestasional yaitu dengan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang dampak Diabetes Melitus dan mengajak masyarakat untuk mensosialisasikan program pemerintah melalui program pengendalian penyakit tidak menular, salah satunya Diabetes Melitus. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular diantaranya melalui :

1.  Melakukan pendekatan faktor resiko tidak menular di fasilitas layanan Primer (Pandu Penyakit Tidak Menular) supaya meningkatkan kewaspadaan berbagai faktor resiko utama penyebab Penyakit Tidak Menular seperti berhenti merokok, hipertensi, disiplidemia, obesitas di fasilitas pelayanan dasar yaitu Puskesmas, Dokter keluarga, serta praktek swasta).

2.  Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) merupakan salah satu program pemerintah dalam pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat.

3.   Program CERDIK dan PATUH yaitu:

a.    Program CERDIK bermakna:

Cek kesehatan secara rutin (lihat diatas),

Enyahkan asap rokok,

Rajin beraktivitas fisik, biasakan sehari bergerak/berjalan kaki sekitar 30 menit,

Diet sehat dengan kalori seimbang,

Istirahat yang cukup,

Kendalikan stress

 

b.  Program PATUH:

Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter,

Atasi penyakit dengan pengobatan secara rutin dan teratur,

Tetap diet sehat dengan gizi seimbang,

Upayakan beraktivitas fisik secara aman,

Hindari rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya.

 

RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dalam rangka mencegah diabetes melitus gestasional juga ikut berperan serta melakukan :

1.    Skrining diabetes melitus gestasional pada ibu hamil berisiko untuk pencegahan dan penanganan dini yang dilaksanakan oleh Bidan di Klinik Kesehatan Ibu dan Anak RSUD Muntilan.

2.     Penyuluhan dan pembagian leflet terkait penyakit Diabetes Mellitus Gestasional oleh Instalasi Humas & Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) agar pasien yang berobat ke RSUD Muntilan mendapatkan informasi yang benar mengenai Diabetes Mellitus Gestasional.

 

Beban penyakit DM sangat besar tentunya bukan hanya bagi penderita namun juga keluarga dan Negara sehingga kita harus mulai lebih peduli dan mencegah DM ini. Seseorang bila sudah terdiagnosis DM akan bergantung obat seumur hidup dan memiliki resiko komplikasi penyakit lainnya yang menyebabkan meningkatnya risiko kematian.